April Mop
Resta tebaring lesu di atas tempat tidurnya. Kenapa sih , bisa jadi
gini? Sesalnya dalam hati. Berlembar-lembar tisu yang telah basah
memenuhi lantai kamarnya. Matanya tak henti-hentinya mengeluarkan air
mata. Apa coba salahku? Tega banget Radit PHP in aku , Resta
mengeluh dalam hatinya. “Aku benci!” teriaknya , dia pun mengambil
handphone blackberry yang sedari tadi terbaring disamping
kepalanya. Aku ga mau kenal sama kamu lagi, Resta menekan
tombol Delete Contact pada contact Radit . Ia
mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya.
Zrr..zrr... Tak lama setelah ia meletakkan telepon genggamnya, telepon itu
bergetar. Ada yang menelepon, gumamnya. Matanya menatap layar
telepon genggamnya, disana tertara nama sahabatnya, Devina. Devina?
Buat apa coba dia nelepon? , Wajah Resta berubah menjadi kesal. Lalu,
segera dia menekan tombol refuse .
Zrr...zrr.... Handphonenya bergetar kembali, dengan nama yang sama pada
layar. Mau apa sih anak ini? Dia tambah kesal dan
menekan tombol answer dengan penuh emosi.
“ Resta...” Suara diseberang sana terdengar seperti suara iblis tanpa dosa,
pikir Resta.
“ Kenapa?..” Resta hanya menjawab acuh tak acuh. Ia berharap bisa menyelesaikan
percakapan ini secepat mungkin.
“ SELAMAT APRIL MOP .HAHAHAHA” Devina berteriak keras sekali, membuat Resta
menjauhkan handphonenya dari telinganya.
“ Sialan ya! Kurang kerjaan apa? Liat nih aku dah nangis! Udah ku del-cont lagi
si Radit!” Wajahnya memerah malu. Namun, kemudian dia tertawa kecil.
“ Aduh ,, maaf deh . Hehehe, aku sama Thania sengaja ngerjain kamu. Soalnya
kata Bang Raditya Dika, orang yang selalu ngerasa di PHP-in pasti gampang
dikerjain pas April Mop. Hahaha!” Suara diseberang tertawa lepas, diikuti
dengan tawa Resta. Tangisan yang sedari tadi menghiasi wajahnya, kini hilang
tanpa ia sadari.
***
Siang hari, di hari yang sama 1 April 2013. Sesekali, ia melihat layar
handphonenya. Ga ada bbm, mention , sms. Bosen banget, gumamnya
dalam hati. Ia melangkah kedalam kamarnya, menjatuhkan dirinya diatas kasur
kamarnya yang empuk. Haaa.... Dia menghela nafas panjang. Ia
letakkan blackberry-nya disamping badan mungilnya. Ia menatap
langit-langit kamarnya, kemudian mengalihkan pandangannya ke telepon
genggamnya. Lampu merah berkelap-kelip, ada bbm masuk nih, broadcast
kali ya? . Dia mengambilnya dan mengecek bbm.
Bagus?
Ngapain ya dia bbm siang bolong begini? Thania segera melihat pesan
dari Bagus.
Thania, aku udah pulang dari futsal.
Kangen ya? :P
Thania tertawa kecil membaca pesan itu. Dasar,
Bagus ke-ge-er-an banget sih.
Ia mengetikkan kalimat pendek yang
terdengar judes.
Jijik tau, Bagus! :P
Tak lama kemudian, dia telah mendapatkan
balasan dari Bagus.
Ehm, Tapi kangen kan ? :P
Thania mulai tersenyum kecil. Dia dan
Bagus, bukan punya hubungan apa-apa. Sebatas teman doang. Bagus itu memang
orangnya seperti itu. Kadang, mereka semaleman bbm-an, untuk membicarakan
hal-hal yang bisa dijadikan topik pembicaraan.
Jijik! :P
Jawaban Thania tetap sama. Dan tak perlu
menunggu satu menit. Pesan pendeknya itu sudah dibaca dan dijawab oleh Bagus.
Oke , Fine! Eh, Tha.. Aku mau
ngomong sesuatu.
Deg!.. Entah kenapa, feeling nya tiba-tiba
menjadi tidak enak. Namun, ia tidak mau menganggapi firasatnya ini dengan
serius. Ia mencoba untuk menjawab dengan biasa saja.
Ngomonglah wkwk..
Deg! Kenapa aku biarkan dia ngomong? Pikir Thania. Ah sudahlah
mana mungkin dia..
Thania menahan nafas melihat jawaban Bagus.
Aku sebenernyaa......
Sebenernya apaan sih? Haha..
Thania mencoba untuk membalas dengan
se-biasa mungkin.
Aku suka sama kamu..
DEG! Firasatku benar... Kelopak matanya terbuka lebar. Ia
menahan nafas cukup lama. Bagus bukan orang pertama yang pernah menembaknya.
Cuma, dia benar-benar tidak tahu bagaimana harus menjawab kali ini. April
Mop! Tiba-tiba ia teringat dengan hari ini. Pasti ini Cuma
kerjaan si Bagus aja. Dasar nih, si Bagus! Thania menggerutu
kesal. Namun, ia sedikit lega, setidaknya ini bukan serius.
Halah, Bagus! Mau ngerjain aku nih! Wkwkw
aku tau kali! Hari ini kan April Mop wkwkwk..
Tetapi, firasatnya berbeda dengan
dugaannya. Cuman, dia berusaha menepis firasatnya itu jauh-jauh.
Ini awal April? Tapi, aku serius ,Tha..
Aku engga main-main.. Mungkin memang tanggalnya yang pas yah tanggal ini.. Aku
ga ada niat buat ngerjain kamu..
Sial! Pikir Thania. Perasaannya benar-benar tidak
enak. Ini pasti gara-gara April Mop! Thania mencoba menguatkan
dugaannya itu.
Ahh.. jangan gitulah Bagus! Kau ngerjain
aku pun tak akan mempan tau! Hahaha, bercanda nih..
Thania menarik nafas panjang , dan
menghembuskannya kembali. Dia menelepon satu-satu tiga sahabatnya, William,
Resta dan terakhir Devina.
“ Aduh, Dev.. aku harus jawab apaan? Ini
si Bagus sampai nulis PM di bbm.! Nge tweet lagi dia..”
“Tenang-tenang.. Emang dia nge tweet dan
buat PM apaan?” Devina mencoba menenangkan Thania yang terdengar panik.
Terdengar helaan nafas yang cukup panjang
. “ Dia nulis di PM begini ‘Kenapa hari ini harus April Mop?’ lalu dia
nge-tweet juga , salah satu tweetnya itu gini ‘ Yah,, Hari ini malah April Mop.
Padahal udah serius.’ Kamu ngerti kan, Dev?”
Devina hanya mangut-mangut. “Iyee, aku
ngerti. “
“Jadi menurut kamu dia itu suka beneran
atau gimana nih? Kalau memang beneran April Mop kan dia ga sampai segitunya..”
“Emm,, kayaknya main-main aja. Cuma, niat
banget dia ngerjain kamu kalau itu beneran main-main. Atau mungkin beneran ga
ya?” Dahi Devina berkerut, ia mencoba mencari tahu dengan logika pikirannya
sendiri.
“ Aduh, kok kamu jadi buat aku tambah
bingung. Ragu nih!” Thania mulai panik kembali.
“Emangnya terakhir dia bilang apaan sih
sama kamu?” Devina mulai mencoba menganalisis, yah, menurutnya siapa tahu feelingnya bisa bekerja kali ini.
“ Gini, kan aku bilang ke dia, kalau
memang bener, yah tunggulah besok-besok jawabannya. Kalau hari ini aku ga
percaya, kan April Mop. Terus dia bilang, ‘Aku udah serius. Mau seserius apa
lagi? Ya sudah, besok-besok pun boleh..’ Nah, itu buat aku agak yakin kalau dia
suka beneran sama aku. “ Ia memindahkan telepon genggamnya yang sedari tadi
menempel di telinga kanannya ke telinga kirinya.
“ Iya juga! Kamu juga pernah bilang kalau
kamu punya feeling kalau dia suka sama kamu. Ya kan?” Ia kembali
mengangguk-anggukkan kepalanya , seakan mendapat jawaban akhir dari masalah ini.
“ So? Aku harus ngapain?”
. Keheningan menyeruak setelah pertanyaan itu sampai ke telinga , sahabat
karibnya itu, Devina.
“Kamu suka ga sama dia? Kalau engga kamu
tolak aja halus-halus.. Tapi, besok aja bilangnya, kalau hari ini kan
kemungkinan dia becanda, walau kemungkinannya kecil, yah yang namanya
kemungkinan bisa mungkin terjadi. Hehhe, keren ya bahasaku “ Ia memainkan
rambut keritingnya yang jatuh didepan daun telinganya, sambil tersenyum bangga.
“ Yee.. iye deh. Bener juga sih.. Aku ga
tahu kalau masalah perasaan. Aku, yah kamu tahu sendirilah, aku sama dia
lumayan dekat belakangan ini. Mungkin, aku ada rasa sama dia. Tapi, aku ga
tahu. Ga tahu ah.. “ terdengar keraguan yang sangat dari suara Thania.
Devina mulai mengganti posisi duduknya.
“Ya sudah, setidaknya kamu punya waktu semalam untuk berfikir. Jadi,
kesimpulannya, kamu tanya lagi aja, apa dia beneran atau engga. Bilang aja ‘
Bagus, aku mau ngasih tahu jawabannya besok, Cuma kamu serius atau tidak? Jangan
becanda loh..’ Nah, gitu kan cakep ,Tha!”
Thania berfikir sejenank. Ia kemudain
mengambil blackberry-nya. Percis . Ia mengetikkan semua kata
percis seperti yang Devina katakan. “ Udah, udah aku bbm barusan.
Makasih ya ,Dev “ Suaranya mulai tampak begitu lega, walau kedengaran masih
ragu atas tindakannya sekarang.
“Ya sudah, Good Luck ya . Bye “
“Bye,
Dev!” Thania meletakkan gaggang teleponnya. Ia menarik nafas, dan
menghela nafas dengan sangat kencang. Mudah-mudahan ini semua...
Thania menepis semua kemungkinan atas
kejadian ini. Hatinya bergejolak. Deg! Jantungnya berdegup kencang lagi dan,
pada saat yang sama handphone-nya bergetar. Bbm! Dia melihat pesan
balasan dari Bagus.
Diam. Ia tidak menyadari bahwa matanya
benar-benar panas. Ini menggelikan! Seharusnya aku sudah tahu... pikirnya
dalam hati.
***
Apa
yang harus aku jawab sekarang? Dia benar-benar berfikir kalau aku
main-main. Pikiran Bagus kini campur aduk, sama deperti perasaannya
kini. Percuma rasanya baginya untuk meyakinkan gadis yang satu ini, belum lagi
ini hari yang salah . Kenapa harus ada April Mop? Ia menyesal
mengungkapkan dihari yang salah. Bodoh.. ia memaki dirinya
sendiri .
Kayaknya dia memang tidak suka denganku.
Ya sudahlah, kalau memang begitu. Bagus berbaring diatas sofa kamarnya. Hening. Ia hanya
menatap layar bbm lekat-lekat. Kemudian, dengan jari-jarinya yang lincah
bergerak diatas keypad , ia mengetikkan pesan balasan kepada
gadis cantik, yang sudah ia sukai sejak kelas satu SMP itu.
‘ Hehe, maaf Tha, aku becanda kok. Sorry
banget.. Selamat April Mop ya.. :) ‘
0 komentar:
Posting Komentar