Monkey Pucker Up Kissy
You Are Now A Rypolkazer. Follow me on Twitter @Devina_Kaulitz

Sejarah Stand Up Comedy


What's Stand Up Comedy?




Sejarah standup comedy. Akhir-akhir ini yang namanya StandUp Comedy memang baru marak banget ya. Sampe-sampe banyak banget yang ngomongin tentang StandupComedy di sana sini. Kalo ngomongin sejarah stand up comedy kira-kira Para Rypolkazers ada yang tahu ga ya ? ^_^

Nah bagi yang penasaran kayak gimana sih perjalanan panjang dari StandUp Comedy muncul pertama kalinya sampai bisa tenar seperti sekarang ini, silahkan saja dibaca dengan cermat dan hati-hati cerita panjang perjalanan StandUp Comedy di Postingan saya kali ini : 

Ini dia sejarahnya..silahkan dibaca yah..hehe ^_^

Sejarah panjang lahirnya StandUp Comedy dimulai sekitar tahun 1800an di Amerika yang saat itu untuk pertama kalinya masih berwujud teater. Dahulu di amerika ada sebuah teater yang bernama The Minstrel Show yang diselenggarakan oleh Thomas Dartmouth "Daddy" Rice.

standup comedy 
The Minstrel Show 

The Minstrel Show memulai kiprahnya tepat sebelum terjadi perang saudara di Amerika. Meskipun lawakannya masih berbentuk lawakan yang sangat simple, akan tetapi justru mendapatkan animo yang sangat besar dari warga Amerika saat ituterutama dari warga Amerika dengan kalangan menengah ke atas. Akan tetapi acar ini banyak mengandung unsur rasisme yang sangat menonjol, contoh nyatanya adalah para comic nya yang dengan sengaja menghitamkan muka mereka yang bertujuan untuk mengejek warga Amerika yang berkulit hitam / orang berkulit hitam.
Pada saat itu Mic belum lahir , para comic melucu dengan cara Slapstick atau yang lebih dikenal sekarang dengan Physical joke. Meskipun begitu, acara ini mampu bertahan hingga memasuki abad ke 20.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan the minstrel show semakin lama justru semakin menjurus ke arah teater musikal bertema komedi pada segmen pertamanya. Pada segmen kedua ada sebuah acara yang disebut The Olio yang dibawakan oleh sebuah group yang berjumlah 2 orang bernama "The Endmen" yang dalam aksinya mereka melakukan sejenis pidato yang dalam isinya bersifat menyindir para politisi atau hanya sekedar membahas kehidupan sehari-hari. Dan justru dari sinilah dimulainya awal kehidupan StandUp Comedy.

Ketika The Minstrel Show mulai redup, dan pada saat ( awal abad 20 an ) itu lahirlah sebuah teater yang bernama "Vaudeville". Vaudeville sendiri masih tampil dengan format yang bisa dikatakan mirip dengan The Minstrel Show, bedanya Vaudeville sudah merata ke hampir semua entertainment./ hiburan seperti komedi, musik, sulap dan lain-lainnya. Namun ada satu perbedaan yang sangat mencolok antara Vaudeville dengan The Minstrel Show yaitu para pelawak Vaudeville mulai sering melakukan one man show meskipun masih sering menggunakan Slapstick karena memang pada saat itu belum ada MIC yang bisa membuat para penonton mendengar apa yang diucapkan oleh para Comic.


 
Vaudeville 

Dan pada saat yang sama lahirlah sebuah show tandingan bagi Vaudeville yang bernama Burlesque yang lebih condong ke kalangan menegah kebawah. Hal ini sangat berbeda dengan Vaudeville yang sangat condong kepada kalangan menengah ke atas. Burlesque sendiri meniru / mengadopsi segmen / bagian The Olio milik Minstrel Show yang mana para pelawaknya menggunakan monolog dan pidato sebagai bentuk lawakan mereka,dengan setting panggungnya yang kecil dan lebih akrab dan bersahabat kepada penonton.
Seiring berkembangnya tekhnologi maka ditemukanlah MIC, Vaudeville kembali berjaya melalui Comic Will Rogers yang mana salah satu comedian pertama yang menjadi Political Stand-Ups. Seiring berkembangannya teknologi dengan munculnya Radio danTelevisi, Komedi dengan format Stand-Up mulai dikenal luas namun justru mengalami penurunan,hal ini terjadi karena pada saat itu orang-orang lebih meminati acara musik live,dan night club.
dan akhirnya Vaudeville maupun Burlesquet sedikit demi sedikit mulai meninggalkan komedi tunggal ini, dan akhirnya mereka cuma menjadi cafe musik biasa.

Akan tetapi tidak semua comic menyerah begitu saja, mereka kembali mulai melakukan komedi tunggal dengan format StandUp melalui cafe-cafe dan sejenisnya.Dan pada akhirnya ada beberapa stasiun televisi yang bersedia membuat sebuah acara dengan format StandUp Comedy seperti, The Ed Sullivan Show , The Tonight Show, hingga akhirnya pada tahun 1959 lahirlah sebuah acara The Steve Allen Show yang menampilkan seorang comic bernama Lenny Bruce.

 
The Steve Allen Show 

 
Lenny Bruce 

George Carlin yang pada masa nya juga menjadi seorang komedian terbesar dan yang paling terkenal memang terinspirasi dari sosok seorang Lenny Bruce yang akhirnya membuat George Carlin bertekad menjadi seorang pelawak dan pada akhirnya George carlin pun bisa menjadi terkenal.

Pada saat ini banyak pelawak yang terinspirasi dari sosok seorang George Carlin, seperti Chris Rock dan Jerry Seinfeld.
 
George Carlin 

Dan setelah melalui perjalan sejarah yang begitu panjang maka pada akhirnya StandUp Comedy bisa menjadi tenar seperti saat ini. hmmm sungguh sebuah perjalanan yang tidak singkat yah hehe..

Komedi tunggal baru dikenal sebagai StandUp Comedy dan para pelawaknya disebut comic 
sebenarnya baru dimulai pada tahun 1966 yang dikemukakan oleh orang-orang dari universitas Oxford.

Untuk perkembangan StandUp Comedy di Indonesia sebenarnya sudah dimulai oleh sosok seorang Almarhum Taufik Savalas melalui acara Comedy Cafe dan juga acara Ramon Papana sebagai pemilik comedy cafe. Akan tetapi acara ini kurang mendapat respons dari masyarakat Indonesia, sehingga bisa dibilang acara tersebut kurang booming. 

Setelah itu berlalu, usaha mengembangkan StandUp comedy di Indonesia diteruskan oleh seorang oleh Iwel wel yang mengisi acara Jayus Plis Dong Ah dan juga acara Bincang Bintang yang memang acara tersebut di design untuk StandUp Comedy oleh mas Indra Yudhistira.

Dan sekarang StandUp Comedy kembali mencuat di dunia entertainment Indonesia, dimana pada saat sekarang ini StandUp Comedy di Indonesia di angkat oleh seorang Raditya Dika & Pandji Pragiwaksono.

Ini nih foto dari Abang Stand Up Comedy kita, Si Radityadika 
                       Nah kalau yang dibawah ini adalah Bang Pandji Pragiwaksono.


Gimana nih Rypolkazers?? Berniat buat terjun ke dalam Stand Up Comedy? Tapi jangan buat candaan yang garing dong ,, hihihi entar kan jadi *krik..krik..*
Hahaha tapi pokoknya buat Rypolkazers yang berminat terus berlatih yahh !! Jangan lupa nanya si Bang Raditya atau Bang Pandji di twitter hehe :)

Salam Rypolkazers!! Hug. Love . Kiss :)

Source : http://smilewithismail.blogspot.com/2012/02/sejarah-standup-comedy.html

Kabuki ( Seni Teater Jepang )

What's Kabuki ?


Kabuki merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang termasuk jenis seni teater karena memiliki unsur cerita yang dipadukan dengan seni tari dan musik. Dalam pertunjukan kabuki, seluruh peran dimainkan laki-laki, termasuk peran perempuan. Para pemain mengenakan kostum mencolok dan sangat mewah. Make-up-nya terbilang dramatis untuk menonjolkan sifat dan karakter tokoh.

Kabuki berasal dari kata kabusukabukikabukan, atau kabuki, yang berarti aneh. Seni drama ini diperkenalkan oleh Okuni, seorang pendeta dari daerah Izumo.
                     Dibawah ini nih, Rypolkazers bisa lihat gimana sih wajahnya si Okuni :)


Berbicara tentang kebudayaan Jepang, ada banyak hal yang bisa membuat kita semua kagum. Negara-negara di dunia memang diciptakan berbeda, lengkap dengan kebudayaan yang juga berbeda. Jepang unik, begitupun dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Secara garis besar, kebudayaan yang ada di banyak negara memiliki "payung" yang sama. Seperti tarian, musik, pertunjukkan teater, cerita rakyat, mitologi, pakaian khas dan hal-hal lain yang umum. Kebudayaan Jepang pun demikian.
Di antara sekian banyak produk kebudayaan Jepang, sajian menarik berupa pertunjukkan teater menjadi salah satu andalan negara sakura ini. Teater yang dimiliki oleh kebudayaan Jepang ini pada dasarnya hampir sama dengan teater yang ada di Indonesia. Namun, penggunaan berbagai perlengkapan separti kostum, make up dan bahasa saja yang tentu saja berbeda.

Kebudayaan Jepang - Sejarah Kabuki

Okuni sebagai tokoh di balik kebudayaan Jepang yang satu ini merintis pertunjukan kabuki pada 1603. Tidak ada sejarah yang jelas mengenai asal-usul Okuni. Yang dikenal orang hanyalah bahwa Okuni memainkan dramaaneh pada masa itu, dengan pakaian mencolok dan iringan lagu populer.
Tidak disangka, ternyata kabuki mendapat respons sangat baik. Kebudayaan Jepang tersebut dengan cepat menjadi populer dan termasuk dalam kesenian avant garde Jepang masa itu, sehingga memunculkan banyak peniru.
Sayangnya, sejarah kabuki dinodai munculnya sekelompok wanita penghibur yang melakukan praktik prostitusi melalui pertunjukan drama onna-kabuki (kabuki yang dimainkan wanita)

 sehingga keshogunan Tokugawa melarang pementasan onna-kabuki pada 1629 karena dinilai melanggar moral.

Kebudayaan Jepang ini pun sempat dilarang.
Pelarangan terhadap kebudayaan Jepang yang satu ini berlanjut pada 1629 untuk yaro-kabuki (kabuki laki-laki) yang rupanya menjadi selubung prostitusi di kalangan gigolo dan pria-pria muda. Sebagai reaksi dari pelarangan tersebut, muncullah drama kabuki yang diperankan laki-laki dewasa seluruhnya, dan menjadi konsep drama kabuki yang dikenal sekarang.
Cerita yang cukup miris ternyata menghiasi sejarah terciptanya kebudayaan Jepang yang satu ini. Hingga akhirnya, seni teater khas Jepang ini bertahan hingga saat ini.

Kebudayaan Jepang - Jenis Kabuki

Di awal perkembangannya, kebudayaan Jepang,  kabuki memiliki dua jenis pementasan;                                                    kabuki-odori 

kabuki-geki. 


Yang membedakan dua jenis kabuki ini adalah adanya unsur cerita dalam kabuki-geki, sedangkankabuki-odori hanya ditampilkan tarian dan nyanyian.
Keshogunan Edo yang berkuasa saat itu mewajibkan kelompok drama kabuki meniru kyogenkesenian yang memanggungkan drama. Karena itu, kabuki-odori pelan-pelan menghilang sedangkan kabuki-geki semakin berkembang.

Kebijaksanaan keshogunan Edo rupanya memiliki kaitan dengan upaya menekan kecenderungan kabuki menjadi prostitusi terselubung. Saat itu, kabuki-odori adalah kabuki yang populer dengan praktik kurang baik ini.
Kebijakan tersebut merupakan upaya keshogunan untuk menjaga moral rakyat. Karena itu, kabuki-gekididorong untuk menjadi kesenian yang memiliki kelas dan kehormatan. Salah satunya dengan memasukkan unsur cerita klasik kepahlawanan yang kharismatik. Kabuki semacam ini kemudian dikenal dengan sebutankabuki-kyogen.

Kebudayaan Jepang - Teknik Teater

Kebudayaan Jepang, Kabuki, yang semula hanya teater rakyat, dikembangkan menjadi kesenian yang berkelas dan bergengsi. Bukan saja tema yang diangkat menjadi lebih kuat, juga fasilitasnya pun diperbaiki. Hal ini karena pementasan lakon tidak memungkinkan menggunakan teknik teater rakyat.
Panggung standar pertunjukan kabuki dibangun bersamaan dengan berkembangnya kebudayaan Jepang ini. Struktur cerita yang menghendaki pergeseran seting dan waktu, dilakukan dengan teknik teater berupa pergeseran layar. Gedung pertunjukan kabuki juga mulai dilengkapi dengan hanamichi, yakni sebuah ruang khusus di sisi kiri kursi penonton, difungsikan sebagai tempat pemain masuk dan keluar panggung.

Hanamichi membuat kabuki memiliki kedalaman lebih jika dibandingkan dengan sebelumnya. Hanamichi juga merangsang munculnya kreasi teknik teater tiga dimensi. Teknik itu antara lain seri dan chuzuri.
Seri adalah bagian panggung fungsional yang bisa naik dan turun. Panggung ini memungkinkan kemunculan aktor perlahan-lahar dari bagian bawah panggung. Sedangkan chuzuri adalah teknik menggantung aktor dari bagian atas panggung untuk menampilkan adegan melayang atau terbang. Perubahan demi perubahan pun menjadi hal yang biasa dari kebudayaan Jepang yang satu ini.

Teknik Seri, gambarnya ada di bawah ini yaa :)

Kebudayaan Jepang - Cerita Kabuki

Rangka penopang drama kabuki adalah cerita sejarah yang disebut jidaimono. Penulis drama kabuki dari daerah Kamigata menjadi pionir dalam penulisan naskah drama ini. Mereka banyak mengadaptasi cerita Ningyo Jōruri.


Hal ini rupanya memicu kreativitas tersendiri bagi penulis kabuki asal Edo. Beberapa penulis kabuki asal Edo tergerak mengkreasikan drama-drama baru. Mereka ikut andil dalam menjaga kebudayaan Jepang tersebut, misalnya Tsuruya Namboku, penulis kabui yang banyak mengkreasikan cerita kepahlawanan dari zaman Bunka hingga zaman Bunsei. Begitu juga dengan Kawatake Mokuami yang populer di akhir zaman Edo hingga memasuki zaman Meiji.
Beberapa judul drama kabuki yang terkenal misalnya: Taiheiki no sekai, Heike monogatari no sekai, Sogamono no sekai, dan Sumidagawamono no sekai.

Kebudayaan Jepang - Kabuki Melintasi Zaman

Kebudayaan Jepang, Kabuki lahir di zaman Edo, dan mampu bertahan hingga zaman Meiji. Pada masa ini, kepopulerannya sama sekali tidak menurun. Hanya saja, kabuki sering menjadi sasaran kritik kalangan intelektual karena dianggap kurang beradab.
Pemerintahan Meiji kemudian mendorong pembaruan untuk kabuki demi menyesuaikan dengan zaman. Lantas, lahirlah genre baru teater kabuki yang disebut shimpa.
Shimpa

Kebudayaan Jepang yang satu ini terus bertahan melintasi zaman. Dan, di tahun 1965, kabuki diakui oleh pemerintah Jepang sebagai warisan agung budaya nonbendawi. Keputusan itu berlanjut dengan pembangunan teater Nasional Jepang di Tokyo, khusus untuk pementasan kabuki.
Pemerintah juga menunjuk Dentō Kabuki Hōzonkai (Organisasi Pelestarian Kabuki Tradisional) sebagai pelestari Karya Agung Warisan Budaya Oral serta Nonbendawi Manusia Kabuki. Sebagai penjaga kebudayaan Jepang yang satu ini.

Kebudayaan Jepang - Istilah Bahasa Jepang yang Berasal dari Kabuki

Beberapa istilah dalam kebudayaan Jepang, kabuki, istilah dalam kabuki diserap ke dalam perbendaharaanbahasa Jepang. Berikut ini istilah bahasa Jepang yang diambil dari kebudayaan Jepang, kabuki.

1. Istilah Kebudayaan Jepang dari Kabuki - Sashigane

Di atas panggung, dalam pertunjukkan kebudayaan Jepang yang satu ini, jika ada adegan yang melibatkan aktor kabuki mengejar kupu-kupu atau burung, pembantu yang disebut koken (asisten di panggung yang sering berpakaian hitam) memegangi tongkat panjang. Di ujung tongkat panjang tersebut terdapat kupu-kupu atau burung yang disebut Sashigane. Dalam bahasa Jepang, istilah sashigane digunakan dalam konotasi negatif, yaitu "orang yang mengendalikan".


2.Istilah Kebudayaan Jepang dari Kabuki- Kuromaku

Di atas panggung pertunjukan kabuki, saat salah satu jenis kebudayaan Jepang ini dimainkan, malam ditandai dengan tirai (maku) yang berwarna hitam (kuro). Dalam bahasa Jepang, ada istilah sekai no kuromaku. Dalamistilah itu, kata kuro (hitam) berubah makna menjadi “jahat”. Dalam bahasa Jepang, kuromaku berarti “dalang” seperti dalam arti dalang kejahatan”.

Kebudayaan Jepang - Musik Kabuki

Seni musik pengiring kebudayaan Jepang, kabuki terbagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut gidayubushi. Takemoto (Chobo) adalah sebutan untuk gidayubushi khusus untuk kabuki.

Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku


sedangkanmusik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi. Musik-musik itu berperan sebagai pemeriah dari pertunjukkan kebudayaan Jepang ini.

So Rypolkazers berniat buat belajar Kabuki?? Nah, bagi Japan lovers patut dicoba nih hehehehe,,,,

Salam Rypolkazers! Love.Hug. Kiss :)

Source : http://vickydecade.blogspot.com/2012/03/kabuki-teater-khas-kebudayaan-jepang.html

Sejarah Seni Teater

What's Theater?



Dalam sejarah, seni teater tercatat dimulai sejak jauh sebelum tahun 500 SM. Pada awalnya, Teater hanya dilakoni sebagai sebuah upacara ritual keagamaan ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa bangsa kuno yang memiliki peradaban maju, seperti bangsa Maya di Amerika Selatan, Mesir Kuno, Babilonia, Asia Tengah, dan Cina, menggunakan bentuk teater sebagai salah satu cara untuk berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Biasanya yang mendalangi seluruh upacara ritual itu adalah dukun atau pendeta agung.

Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan), melainkan berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang mensyaratkan kebersamaan, saat, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan utama kehadiran teater sejak ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun selalu hadir dengan persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut teater jika ada keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan komunitas (penonton). Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan sinergi dan melahirkan “peristiwa teater”.
Dalam sejarah, seni teater pada zaman Yunani dikenal sebagai zaman yang melembagakan konvensi berteater yang masih memiliki pengaruh sampai sekarang. Mantra-mantra yang mulanya hanya lisan dan tak tertulis, berlangsung menjadi naskah tertulis, sementara doa-doa berubah bentuknya menjadi kisah atau lakon. Yunani melahirkan tokoh penelitian naskah drama, antara lain 
                                          Aeschylus (525-456 SM)


                                     Sophocles (496-406 SM)


                                     Euripides (480-406 SM)
                                
                                 Aristophanes (sekitar 400 SM)
                                 


Mereka adalah bapak moyang para peneliti naskah drama.
Pada perkembangan sejarah seni teater berikutnya, upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan. Sekelompok manusia bergerak mengarak seekor kambing yang sudah didandani dengan berbagai perhiasan. Mereka menggiring persembahan itu mengelilingi pasar atau jalan raya diiringi bunyi tambur, seruling, dan bunyi-bunyian lain. Iring-iringan itu memperlambat jalannya, apabila penonton bertambah atau berhenti untuk memberi kesempatan kepada narator (pencerita) yang mengisahkan suatu peristiwa. Narator mengisahkan salah satu dewa kepada penonton yang berderet-deret di pinggir jalan atau berdiri mengerumuninya.


So, Rypolkazers yang pada suka dunia Teater jangan lupa ya , harus tahu juga sejarahnya!! :) hehehe Terus banggakan nama INDONESIA!! 


Salam Rypolkazers!! Love. Hug. Kiss :)

Source : http://www.scribd.com/doc/68973501/Sejarah-Teater-Dan-Seni-Teater

Naturalisme ( Aliran Seni Lukis )


What's Naturalism (Naturalisme)?


Naturalisme Yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyatan, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat benar – benar mirip atau persis dengan nyata, maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin, setepat –setepanya. di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.


Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini.

Rypolkazers silahkan dilihat ya gambar dari Bapak Wiliam dibawah ini :)

Salah satu lukisannya, bisa Rypolkzers lihat dibawah ini yaaa :)
Keren banget , lukisannya bener-bener mirip. Susah sepertinya membedakan yang asli sama lukisan, ya kan Rypolkazers ? :3

 Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
Daftar Pelukis Naturalisme :
§ Soeboer Doellah
 Diatas ini lukisan dari Bapak Soeboer
Dibawah adalah foto dari bapak Soeboer

§ Hokusai
Hokusai
dan karyanya ada di bawah ini :)


§ Fresco Mural
Foto Pak Fresko dan salah satu lukisannya seperti dibawah ini ,

§ Basuki Abdullah
Bapak Basuki dengan salah satu lukisan naturalismnya dibawah ini ,

§ William Hogart
Bapak Wiliam dengan salah satu lukisan Naturalismnya dibawah ini ,

§ Frans Hail

             Sekian dulu nih, Rypolkazers tentang aliran Naturalisme. Ada ga nih, para Rypolkazers yang berniat buat belajar lukis dengan aliran Naturalisme?? Keren dong kalau ada hihihi Tetep semangat ya yang punya keinginan menjadi pelukis terhandal :)


Salam Rypolkazers! Love.Hug.Kiss :)

Source : http://sen1budaya.blogspot.com/2009/05/sejarah-umum-seni-lukis.html

Kubisme ( Aliran Seni Lukis )



What's Cubism (Kubisme) ?


kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Picasso dan Braque.
 Prinsip-prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing
pada kubisme, bentuk –bentuk karyanya menggunakan bentuk –bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya) seniman kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar –gambar poster dan lain- lain
Dibawah ini adlah karya Lukisan Kubisme dari Picasso dan Braque

Ini nih, Rypolkazers ! Picasso!

Nah yang ini Namanya Braque!

Kubisme sebagai pencetus gaya nonimitative muncul setelah Picasso dan Braque menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa Liberia, ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga pengaruh lukisan Paul Cezanne, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengenalkan bentuk geometri baru dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru.

Ini nih, salah satu lukisannya yang bertema Still Life :

Istilah "Kubis" itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des Independants, berkomenmtar bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes (menempatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzarries cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse menyebutnya sebagai susunan petits cubes (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya-karya tersebut.

Salah satu lukisan Braque ada di bawah ini  nih , Rypolkazers :)
Perkembangan awal
Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang dilanjutkan pada fase Sintetis. Pada 1908-1909 Kubisme segera mengarah lebih kompleks dalam corak yang kemudian lebih sistematis berkisar antara tahun 1910-1912. Fase awal ini sering diberi istilah Kubisme Analitis karena objek lukisan harus dianalisis. Semua elemen lukisan harus dipecah-pecah terdiri atas faset-fasetnya atau dalam bentuk kubus.
Objek lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan setengahnya lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang yang diekspos sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya tampak dari depan.
Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat pernyataan dimensi keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif lama telah ditinggalkan.
Bila pada pereiode analitis Braque maupun Picasso masih terbelenggu dalam kreativitas yang terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum Kubis tidak lagi terpaku pada tiga warna pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-karya mereka pun lebih variatif. Dengan keberanian meninggalkan sudut pandang yang menjadi ciri khasnya untuk beranjak ke tingkat inovatif berikutnya.
Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah dengan perhatian mereka terhadap realitas. Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang diambil dari suratpaper colle. kabar kemudian direkatkan pada kanvas sehingga membentuk satu komposisi geometris. Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut teknik kolase atau
Daftar Pelukis Kubisme :
  • Paul Cezane
  • Pablo Picasso
  • George Braque
  • Metzinger
  • Albert Glazez
  • But Mochtar
  • Moctar Apin
  • Fajar Sidik
  • Andre Derain
  • Jadi, Rypolkazers berniat untuk belajar tentang kubisme? Susah ya kelihatannya, tapi kalau ada kemauan semuanya bisa tercapai kok!! Ganbatte!! :D
  • Salam Rypolkazers! Love. Hug. Kiss :O
  • Source : 
  • http://sen1budaya.blogspot.com/2009/05/sejarah-umum-seni-lukis.html